Senin, 14 Februari 2011

PENGEMBANGAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran MATEMATIKA

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Dinas Pendidikan

Bidang PPTK

PENGEMBANGAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

MATEMATIKA

Materi ini disajikan pada Training Of Trainers (ToT) Guru mata pelajaran yang diujikan secara nasional (Matematika SMP) Provinsi Jawa Tengah

di LPMP Jalan Kyai Mojo Srondol Kulon Semarang

tanggal 14 s.d 17 November 2010

Fasilitator

Budi Isdiyanto

2010

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

MATEMATIKA SMP

A. Latar Belakang

Undang- Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab.IV Pasal 10 menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya pasal 11 Ayat (1) juga menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan bermutu bagi setiap warga Negara tanpa diskriminasi. Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, maka wewenang Pemerintah Daerah dalam Penyelenggaraan Pendidikan di daerah menjadi semakin besar. Lahirnya ke dua Undang-Undang tersebut menandai system baru penyelenggaraan pendidikan dari sistem yang cenderung sentralistik menjadi lebih desentralistik

Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan perlu didesentralisasikan terutama dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi sekolah atau daerah. Dengan demikian sekolah atau daerah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran

Banyak hal yang harus dipersiapkan oleh daerah karena sebagian besar kebijakan yang berkaitan dengan implementasi Standar Nasional Pendidikan dilaksanakan oleh sekolah atau daerah. Sekolah harus menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan KTSP, kalender pendidikan, dan silabus dengan cara melakukan penjabaran dan penyesuaian Standar Isi yang ditetapkan dengan Permendiknas 22 Tahun 2006 dan Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 tahun 2006.

Didalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan :

1. Sekolah dan Komite Sekolah, atau madrasah dan komite madrasah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan di bawah supervise Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten yang bertanggung jawab terhadap pendidikan untuk SD, SMP, SMA dan SMK, serta Departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK (Pasal 17 ayat 2).

2. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar. metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (Pasal 20).

Pada bagian lain berdasarkan Permendiknas nomor 41 tahun 2007 dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien

Berdasarkan ketentuan diatas, daerah atau sekolah memiliki ruang gerak yang luas untuk melakukan modifikasi dan mengembangkan variasi-variasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan keadaan, potensi, dan kebutuhan daerah, serta kondisi siswa. Untuk keperluan di atas perlu adanya panduan pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk setiap mata pelajaran, agar daerah atau sekolah tidak mengalami kesulitan.

B. Dokumen II Kurikulum

Setelah penyusunan dokumen I Kurikulum selesai, maka kegiatan tiap satuan pendidikan melanjutkan penyusunan dokumen II kurikulum. Penyusunan dokumen II kurikulum merupakan kegiatan yang sangat penting dilaksanakan, karena pada kegiatan tersebut terdapat sebuah kegiatan tentang perencanaan proses pembelajaran. Dengan kata laian keberhasilan pendidikan tidak akan pernah lepas dari sebuah perencanaan yang tersususn dengan baik. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

Pengembangan dokumen II mata pelajaran matematika meliputi :

1. Program Tahunan dan Program Semester

Program tahunan adalah perencanaan untuk kurun waktu satu tahun yang berisi SK/KD dan alokasi waktu pembelajaran untuk setiap SK/KD

Program Semester adalah perencanaan untuk kurun waktu satu semester yang berisi SK/KD dan alokasi waktu pembelajaran untuk setiap SK/KD, dan waktu pembelajaran pada setiap minggunya.

Sebagai dasar penyusunan program tahunan dan program semester adalah SK, KD, dan Kalender Pendidikan yang telah dibuat oleh satuan pendidikan. Sedangkan manfaat dari program tahunan dan semester adalah untuk memetakan alokasi waktu setiap kompetensi yang akan dibelajarkan selama satu tahun dan satu semester agar waktu dapat digunakan secara efektif dan efisien.

2. Silabus

a. Pengertian dan Komponen Silabus

Silabus adalah penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk Ml, MTs, MA, dan MAK

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

b. Format Silabus

Silabus dapat disusun dalam beberapa format. Berikut ini contoh-contoh format dan contoh pengisiannya

Contoh : Format Vertikal

Silabus

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran :

Kelas/Semester :

I. Standar Kompetensi :

II. Kompetensi Dasar :

III. Materi Pembelajaran :

IV. Kegiatan Pembelajaran :

V. Indikator :

VI. Penilaian :

VII. Alokasi Waktu :

VIII. Sumber Belajar :

Catatan : Pada mata pelajaran matematika yang dikembangkan menggunakan format yang horizontal ( seperti contoh terlampir).

c. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran ditentukan dengan cara mengidentifikasi bahan ajar yang relevan dengan kompetensi dasar yang hendak dicapai dengan mempertimbangkan

§ Potensi peserta didik

§ Relevansi dengan kepentingan local, nasional, dan global.

§ Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, social dan spiritual peserta didik.

§ Kebermanfaatan bagi peserta didik

§ Struktur keilmuan

§ Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran

§ Alokasi waktu

Selain itu juga harus memperhatikan :

§ Kesahihan (validity) materi memang benar-benar teruji kebenarannya

§ Tingkat kepentingan (significance) materi yang diajarkan memang benar-benar diperlukan oleh siswa.

§ Kebermanfaatan (utility) materi tersebut memberikan dasar-dasar pengetahuan dan ketrampilan pada jenjang berikutnya.

§ Layak dipelajarai (learnability) materi tersebut layak dipelajari baik dari aspek tingkat kesulitan maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat.

§ Menarik minat (interest) mataeri menarik minat siswa dan memotivasinya untuk mempelajari lebih lanjut.

d. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang melibatkan peserta didik dalam proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaia kompetensi dasar. Kegiatan yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran harus mengembangkan kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

Kegiatan pembelajaran disusun memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara professional. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. Urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.

Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

e. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan kriteria pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan.

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator dapat digunakan sebagai dasar menyusun alat penilaian.

f. Teknik Penilaian

Teknik penilaian ditentukan berdasarkan indicator pencapaian kompetensi dasar. Teknik penilaian dan bentuk instrument yang digunakan antara lain :

Teknik Bentuk Instrumen
Tes Tertulis
  • Tes Isian
  • Tes uraian
  • Tes pilihan ganada
  • Tes menjodohkan
  • Dsb
Tes Lisan
  • Daftar pertanyaan
Tes unjuk kerja
  • Tes identifikasi
  • Tes simulasi
  • Uji produk
  • Uji prosedur
  • Uji prosedur dan produk
Tes penugasan
  • Tes proyek
  • Tugas rumah
Observasi
  • Lembar observasi
Wawancara
  • Pedoman wawancara
Portofolio
  • Dokumen pekerjaan, karya, dan atauprestasi siswa
Penilaian didri
  • Lembar penilaian diri

Butir soal ditentukan berdasarkan teknik dan bentuk penilaian yang sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi dasar.

g. Alokasi Waktu Pembelajaran

Dallam menentukan alokasi waktu harus mempertimbangkan ketentuan sebagai berikut :

  • Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per-minggu dengan mengembangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
  • Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam menguasai kompetensi dasar dalam pembelajaran.

h. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronika, nara sumber, lingkungan alam sekitar, dan sebagainya. Sumber belajar dipilih berdasarkan pada SK dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi dasar. Sumber belajar dalam satu silabus sebaiknya bervariasi agar memberikan pengalaman yang luas pada peserta didik.

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP adalah merupakan penjabaran silabus yang menggambarkan rencana prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi. RPP digunakan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan atau lapangan. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.

Adapun komponen RPP meliputi :

1. Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

2. Standar kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

3. Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran

4. Indikator pencapaian kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan

5. Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar

Oleh sebab itu tujuan pembelajaran dalam RPP dirumuskan berdasarkan SK, KD dan indicator yang telah ditulis dalam silabus dan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur atau diamati. Tujuan pembelajaran dapat ditulis dengan kalimat lengkap, menggunakan rumus Audience (peserta didik), Behaviour (perilaku dalam bentuk kata kerja operasional), Condition, dan Degree (ABCD).

Contoh :

Kompetensi Dasar :

5.1 Menentukan hubungan antara dua garis, serta besar dan jenis sudut.

Indikator :

1. Menjelaskan kedudukan dua garis (sejajar, berimpit, berpotongan, bersilangan) melalui benda kongkrit.

2. Mengenal satuan sudut yang sering digunakan.

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat menjelaskan kedudukan dua garis (sejajar, berimpit, berpotongan, bersilangan) melalui benda kongkrit.

2. Siswa dapat menggunakan satuan sudut .

6. Materi ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan dikembangkan dengan mengacu pada materi pembelajaran dalam silabus.

Contoh :

Kompetensi Dasar : 5.1 Menentukan hubungan antara dua garis, serta besar dan jenis sudut.

Materi Pembelajaran :

1.Hubungan antara dua garis

2.Mengukur besar sudut

3.Jenis-jenis sudut

7. Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar

8. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

Dalam hal ini metode dapat diartikan benar-benar metode, tetapi dapat juga diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan atau strategi yang dipilih, misalnya metode tanya-jawab, diskusi, eksperimen, dan pendekatan beberapa model seperti pendekatan model CTL, dan pembelajaran kooperatif.

Berikut ini kami paparkan tentang pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran .

Menurut Akhmat Sudrajad (2008) dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah 1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Masing-masing dari istilah tersebut dapat dijelaskan :

a. Pendekatan Pembelajaran

dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

b. Strategi Pembelajaran

Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

c. Metode Pembelajaran

Sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya

d. Teknik Pembelajaran

Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama

e. Taktik Pembelajaran

Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)

f. Model Pembelajaran

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Beberapa model pembelajaran yang kita kenal dan biasa sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran antara lain : model kooperatif, model pembelajaran berdasarkan masalah, dan model pembelajaran langsung. Sedangkan variasi dari model-model pembelajaran tersebut yang banyak ragamnya adalah model pembelajaran kooperatif.

1) Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) beranjak dari dasar pemikiran “getting better together”, yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh, dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat.

TAHAP – TAHAP MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Tahap

Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pem belajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersbut dan memotivasi siswa belajar.
Tahap 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Tahap 3

Mengorganisasikan siswa kekelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Tahap 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka menyajikan tugas mereka.
Tahap 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Tahap 6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individual dan kelompok.

Beberapa macam model pembelajaran kooperatif antara lain:

(1). Student teams achievement division (STAD)

Langkah-langkah:

1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang.

2) Guru menyajikan materi pelajaran.

3) Guru memberi tugas untuk dikerjakan, anggota kelompok yang mengetahui jawabannya memberikan penjelasan kepada anggota kelompok.

4) Guru memberikan pertanyaan/kuis dan siswa menjawab pertanyaan/kuis dengan tidak saling membantu.

5) Pembahasan kuis

6) Kesimpulan

(2). Jigsaw (model tim ahli)

Langkah-langkah:

1) Siswa dikelompokkan dengan anggota 4 orang

2) Tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda

3) Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli)

4) Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai

5) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi

6) Pembahasan

7) Penutup

(3). Group Investivigation go a round

Langkah-langkah:

1) Membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5 siswa

2) Memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analitis

3) Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan kelompoknya secara bergiliran searah jarum jam dalam kurun waktu yang disepakati.

(4). Think pair and share

Langkah-langkah:

1) Guru menyampaikan inti materi

2) Siswa berdiskusi dengan teman sebelahnya tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru

3) Guru memimpin pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya

4) Atas dasar hasil diskusi, guru mengarahkan pembicaraan pada materi/permasalahan yang belum diungkap siswa

5) Kesimpulan

(5). Make a match (membuat pasangan)

Langkah-langkah:

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban)

2) Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.

3) Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban)

4) Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin

5) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya

6) Kesimpulan.

2) Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Berbagai pengembangan pengajaran berdasarkan masalah (PBI) telah memberikan model pengajaran memiliki ciri-ciri khas lain dengan karakteristik sebagai berikut (Krajcik, Blumenfeld, Mark & Sloway, 1994, Slavin, Madden, Dolan & Wasik, 1992, 1994 ; Cognitiom & Technology Group Venderbilt, 1990).

a) Pengajuan pertanyaan atau masalah

b) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.

c) Penyelidikan autentik

d) Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya

e) Kerja-sama

Tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1

Orientasi Kepada Masalah

Guru menjelasakan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya
Tahap 2

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
Tahap 3

Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang ssesuai, melaksanakan eksperimen, untk mendapatkan penjelaslan dan pemecahan masalah.
Tahap 4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya

yang sesuai seperti laporan, vidio, dan model dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya

Tahap 5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka

gunakan

3) Model Pembelajaran Langsung

Model pendekatan pembelajaran yang memfokuskan pada kegiatan siswa mempelajari ketrampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah disebut model pengajaran langsung (MPL). Istilah lain yang juga sering dipergunakan ialah Pengajaran Aktif (Good & Grows, 1985), Mastery Teaching (Hunter, 1982), dan Explicit Instruction (Rosenshine & Stevens, 1986).

Tahapan Pembelajaran Langsung

Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1

Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan siswa

Guru menjelasakan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar
Tahap 2

Mendemonstrasikan pengetahuan atau

Ketrampilan

Guru mendemonstrasikan ketrampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap
Tahap 3

Membimbing pelatihan

Guru merencanakan dan memberikan bimbingan pelatihan awal
Tahap 4

Mengecek pemahaman dan

memberikan umpan balik

Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberikan umpan balik
Tahap 5

Memberikan kesempatan untuk

pelatihan lanjutan dan penerapan

Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus penerapan pada situasi lebih kompleks

dan kehidupan sehari-hari.

9. Kegiatan pembelajaran

9.1. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;

d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

9.2. Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;

2. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

3. memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

4. melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;

5. memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1. membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

2. memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

3. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

4. memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

5. memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

6. memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

7. memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

8. memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;

9. memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

2. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,

3. memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,

4. memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:

a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengar menggunakan bahasa yang baku dan benar;

b) membantu menyelesaikan masalah;

c) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;

d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;

e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

9.3. . Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a) bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/ simpulan pelajaran;

b) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

d) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

10. Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian

Penilaian dalam RPP mengacu pada penilaian yang terdapat dalam silabus tetapi harus lebih rinci dan lengkap. Penilaian dalam silabus ditulis hanya contoh instrument/soal, sedangkan dalam RPP semua instrument/soal ditulis lengkap ( disertai kriteria penilaian) sesuai KD dan indikator dalam RPP

11. Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

Sumber Belajar dalam RPP ditentukan dengan mengacu pada sumber belajar yang terdapat dalam silabus dengan mempertimbangkan :

o Sumber belajar adalah rujukan, obyek, dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

o Sumber belajar dapat berupa media cetak, elektronik, nara sumber, lingkungan fisik, alam, social dan budaya

o Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi.

o Sumber belajar dipilih yang mutakhir dan menarik.

12. Pendidikan Karakter

Pengertian Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Budaya: adalah keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat.Karakter:adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.

Jadi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa adalah suatu usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik agar mampu melakukan proses internalisasi, menghayati nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat, dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.

Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa antara lain :

Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;

1. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;

2. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik;

3. Mengembangkan kemampuan peserta didik;

4. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah

Didalam penyusunan pengembangan perangkat pembelajaran diharapkan guru dapat memasukan nilai-niai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Beberapa nilai-nilai yang diharapkan muncul untuk keberhasilan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa indikatornya antara lain meliputi : religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, gemar membaca, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Dari ke delapan belas indikator tersebut diharapkan secara kreatif dan inovatif guru dapat secara tersurat maupun tersirat masuk dalam kegiatan pembelajaran.

DAFAR PUSTAKA

Darma Firmansyah, dkk. (2005) . Matematika Untuk SMPdan MTs, Bandung , PT.Sarana

Panca Karya Nusa..

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Pertama , Jakarta, DEPDIKNAS

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pendekatan Kontekstual(Contextual Teaching and

Lerarning(CTL)) , Jakarta, DEPDIKNAS

E. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) . Bandung: Remaja

Rosdakarya

M.Cholik A, dkk. (2005) . Matematika Untuk SMP, Jakarta , Erlangga

Permendiknas 2007. Permendiknas 41 , tahun 2007, Tentang Standar Proses Untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah.

Syamsul Junaedi, dkk. (2005) . Matematika Untuk SMPdan MTs, Surabaya , Gelora Aksara

Pratama.

Slamet, 2008. PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING/CTL). http : //pelangi.dit-plp.go.id/Index. Php ? option =

com . content & task = view & id = 15 & itemid = 205. 2 Februari 2009

Undang-Undang. 2003. Undang-Undang, Nomor 20, Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wahyudin, (2004). Ensiklopedi Matematika Untuk SLTP, Jakarta CV. Tarity Samudra Berlian


Lampiran (1)

PENGEMBANGAN SILABUS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SEKOLAH : SMP 2 Wonosobo

KELAS : VIII

MATA PELAJARAN : MATEMATIKA

SEMESTER : 1

STANDAR KOMPETENSI : ALJABAR

1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus

Kompetensi Dasar

Materi Pokok/

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator

Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber Belajar

Pendidikan Karakter

Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5.1Menentukan hubungan antara dua garis, serta besar dan jenis sudut

Garis dan Sudut

Mendiskusikan kedudukan dua garis pada masalah kontekstual

  • Menjelaskan kedudukan dua garis (sejajar, berimpit berpotongan, bersilangan) melalui benda kongkrit

Tes lisan

Daftar pertanyaan Dari masalah kontekstual ini manakah yang menunjukkan konsep sejajar ?

a. dua sisi meja yang berhadapan

b. dua sisi kusen pinti yang vertikal

c. kedua bingkai papan tulis yang horisontal dan vertikal

d. Dua jalan yang bertemu dipersimpangan

2 x 40 menit Buku Teks,benda-benda di Lingkungan sekolah religius, disiplin, jujur, percaya diri, kerjasama, kreatif, cinta ilmu, rasa ingin tahu
Mendiskusikan satuan sudut yang sering digunakan

  • Mengenal satuan sudut yang sering digunakan

Tes lisan

Daftar pertanyaan Untuk mengukur besar sudut, apakah satuan yang digunakan? 1×40 menit

Kompetensi Dasar

Materi Pokok/

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator

Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber Belajar

Pendidikan Karakter

Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Melakukan pengukuran sudut dengan menggunakan busur derajat

  • Mengukur besar sudut dengan busur derajat

Tes tulis Tes isian

Ukurlah dengan busur derajat sudut-sudut berikut :

a. ………..

b.. ……….

c …

1×40 menit Buku Tek Siswa, Buku Referensi Lain di Sekolah

religius, disiplin, jujur, percaya diri, kerjasama, kreatif, cinta ilmu, rasa ingin tahu
Mendiskusikan jenis-jenis sudut

Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan kedudukan garis dan besar sudut

  • Menjelaskan perbedaan jenis sudut (siku, lancip, tumpul)

Tes lisan Daftar pertanyaan Jenis sudut apakah gambar sudut berikut ini?

a).

b).

c).

2 x40 menit Buku Tek Siswa, Buku Referensi Lain di Sekolah

Kompetensi Dasar

Materi Pokok/

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator

Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber Belajar

Pendidikan Karakter

Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5.2 Mema hami sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain

Garis dan sudut Mengidentifikasi kedudukan sudut-sudut yang terjadi jika dua garis dipotong garis lain

Mendiskusikan kedudukan dua garis sejajar yang dipotong garis lain untuk menemukan sifat-sifat sudut yang terjadi

  • Menemukan sifat sudut jika dua garis sejajar dipotong garis ketiga ( garis lain)

  • Menentukan pasangan sudut yang sama besar pada dua garis sejajar yang dipotong sebuah garis lain

Tes tulis Tes uraian

Jelaskan bahwa sudut a sama besar dengan sudut b


Dari gambar tersebut di atas pasangan sudut nomor berapa yang sama besar?

2×40 menit Buku teks, model dari kawat religius, disiplin, jujur, percaya diri, kerjasama, kreatif, cinta ilmu, rasa ingin tahu


Lampiran (2)

Contoh RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP ….

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII (tujuh) / 2

Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut,

serta meentukan ukurannya.

Kompetensi Dasar : 5.1 Menentukan hubungan antara dua garis, serta besar dan jenis

sudut.

Indikator : 1. Menjelaskan kedudukan dua garis (sejajar, berimpit,

berpotongan, bersilangan) melalui benda kongkrit.

2. Mengenal satuan sudut yang sering digunakan.

3. Mengukur besar sudut dengan busur derajat.

4. Menjelaskan perbedaan jenis sudut (siku, lancip, tumpul)

Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran ( 3 pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

a. Siswa dapat menjelaskan kedudukan dua garis

b. Siswa dapat menggunakan satuan sudut

c. Siswa dapat mengukur besar sudut dengan menggunakan busur derajat

d. Siswa dapat membedakan jenis-jenis sudut.

B. Materi Ajar

a. Hubungan antara dua garis

b. Mengukur besar sudut

c. Jenis-jenis sudut

C. Metode Pembelajaran

Diskusi kelompok, demontrasi, dan penemuan

  1. Langkah-Langkah Kegiatan

PERTEMUAN KE SATU

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Pend. Karakter
1 Pendahuluan

a. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, dilanjutkan dengan berdoa.

b. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang pengertian garis untuk mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari sebagai apersepsi.

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai atau kompetensi dasar yang akan dicapai pada materi ini

d. Guru meninformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif/ Pembelajaran Langsung .

e. Guru menyampaikan cakupan materi yang meliputi hubungan antara dua garis

15”

Displinan, Religius

Tanggung jawab

Percaya diri, cinta ilmu

Disiplin

Rasa ingin tahu, cinta ilmu

2. Kegiatan Inti

1. Guru memfasilitasi dengan memberikan tugas secara kooperatif (kelompok berpasangan) pada siswa untuk mengamati dan menemukan benda-benda/bangun-bangun dilingkungan kelas yang menggambarkan garis kedududukan beberapa garis. (eksplorasi/Elaborasi)

2. Guru memfasilitasi siswa dalam kelompok atau secara individual untuk memunculkan gagasan bagaimana kedudukan sebuah garis terhadap garis lain yang mereka amati secara kelompok dalam tugas. (eksplorasi/ elaborasi)

3. Guru memfasilitasi siswa untuk mempresntasikan hasil temuan melalui pengamatan tentang kedudukan sebuah garis terhadap garis lain, kemudian beberapa siswa dari kelompok lain diminta untuk memberikan tanggapan, guru memberikan bimbingan dan mengarahkan siwa ke jawaban yang benar. (elaborasi, konfirmasi)

4. Memberikan umpan balik sebagai penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, maupun suport terhadap keberhasilan siswa yang telah melakukan pengamatan dengan benar tentang kedudukan sebuah garis terhadap garis lain.(Elaborasi)

5. Menugasi siswa untuk mengerjakan soal-soal terkait dengan kedudukan sebuah garis terhadap garis lain pada buku paket Matematika kelas VII halaman …. Nomor ….. sebagai latihan untuk mengetahui ketercapaian konsep yang baru saja dipelajari (eksplorasi)

50’

Percaya diri, rasa ingin tahu, kerja keras

Tanggung jawab, kreatif dan inovatif, jujur.

Percaya diri, demokratif, menghargai orang lain.

Cinta ilmu, semangat kebangsaan.

Gemar membaca, cinta ilmu, percaya diri, jujur.

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Pend. Karakter

6. Dalam mengerjakan tugas guru memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri dalam menyelesaikan masalah. (elaborasi))

7. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan tugas baik individu maupun kelompok. (konfirmasi)

15’ Semangat kebangsaan, percaya diri

Tanggung jawab, kerja keras, cinta ilmu

3 Penutup

1. Guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman simpulan dari materi yang baru saja dipelajari kedukukan dua garis.

2. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

3. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya agar siswa lebih siap menerima materi ajar.

Kreatif, inovatif, cinta ilmu.

Percaya diri, tanggung jawab.

Pertemuan Ke Dua

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Pend. Karakter
1 Pendahuluan

1. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, dan dilanjutkan dengan berdoa.

2. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan sudut sambil mengaitkan benda-benda dilingkungan kelas yang ada hubungannya sebagai apersepsi

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai atau kompetensi dasar yang akan dicapai pada materi ini.

4. Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajarai yaitu mengukur besar sudut sambil memberikan motivasi.

15’

Displinan, Religius

Tanggung jawab

Percaya diri, cinta ilmu

Disiplin

Rasa ingin tahu, cinta ilmu

2 Kegiatan Inti

1. Guru memfasilitasi dengan memberikan tugas secara kooperatif (kelompok berpasangan) pada siswa untuk mengamati dan menemukan bentuk benda-benda/bangun-bangun dilingkungan kelas yang membentuk sudut. (eksplorasi/ elaborasi)

50’

Percaya diri, rasa ingin tahu, kerja keras

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Pend. Karakter
2 2. Guru memfasilitasi siswa dalam kelompok atau secara individual untuk memunculkan gagasan dari apa yang mereka pelajari baik dari pengamatan maupun dari buku referensi secara kelompok atau individu dalam mengerjakan tugas. (Eksplorasi)

3. Guru memfasilitasi siswa untuk mempresntasikan hasil temuan melalui pengamatan atau mempelajari dari buku referensi tentang cara mengukur besar sudut yang benar. (Eksplorasi, Elaborasi)

4. Guru memfasilitasi siswa untuk mempresntasikan hasil temuan melalui pengamatan atau mempelajari dari buku referensi tentang cara mengukur besar sudut yang benar. Kemudian siswa diminta memberikan tanggapan dan guru membimbing serta menarahakan pada jawaban yang benar. . (Eksplorasi, Elaborasi)

5. Guru memberikan umpan balik sebagai penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, maupun suport terhadap keberhasilan siswa yang telah melakukan pengamatan dengan benar tentang cara mengukur besar sudut. (Konfirmasi)

6. Menugasi siswa untuk mengerjakan soal-soal terkait dengan mengukur besar sudut pada buku paket Matematika kelas VII halaman …. Nomor ….. sebagai latihan untuk mengetahui ketercapaian konsep yang baru saja dipelajari. (Eksplorasi/ Elaborasi)

7. Dalam mengerjakan tugas guru memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri dalam menyelesaikan masalah terkait cara mengukur besar sudut. (Elaborasi/Konfirmasi)

8. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang dalam menggunakan alat-alat ukur terkait dengan mengukur besar sudut atau belum berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan tugas baik individu maupun kelompok (Konfirmasi)

50’

Tanggung jawab, kreatif dan inovatif, jujur.

Percaya diri, demokratif, menghargai orang lain.

Cinta ilmu, semangat kebangsaan.

Gemar membaca, cinta ilmu, percaya diri, jujur.

Semangat kebangsaan, percaya diri

Tanggung jawab, kerja keras, cinta ilmu

3 Penutup

1. Guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman simpulan dari materi yang baru saja dipelajari.

2. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

3. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya agar siswa lebih siap menerima materi ajar.

15’ Kreatif, inovatif, cinta ilmu.

Percaya diri, tanggung jawab.

Pertemuan Ke Tiga

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Pend. Karakter
1 Pendahuluan

1. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, dan dilanjutkan dengan berdoa.

2. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan jenis-jenis sudut sambil mengaitkan benda-benda dilingkungan kelas yang ada hubungannya sebagai apersepsi

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai atau kompetensi dasar yang akan dicapai pada materi ini.

4. Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajarai yaitu jenis-jenis sudut sambil memberikan motivasi betapa pentingnya sudut dipelajarai dalam kehidupan sehari-hari. ..

15’

Displinan, Religius

Tanggung jawab

Percaya diri, cinta ilmu

Disiplin

Rasa ingin tahu, cinta ilmu

2 Kegiatan Inti

1. Guru memfasilitasi dengan memberikan tugas secara kooperatif (kelompok berpasangan) pada siswa untuk mengamati dan menemukan jenis-jenis sudut yang ada dari bentuk benda-benda/bangun-bangun dilingkungan kelas. (eksplorasi/ elaborasi)

2. Guru memfasilitasi siswa dalam kelompok atau secara individual untuk memunculkan gagasan dari apa yang mereka pelajari baik dari pengamatan maupun dari buku referensi secara kelompok atau individu dalam mengerjakan tugas. (eksplorasi/ elaborasi)

3. Guru memfasilitasi siswa untuk mempresntasikan hasil temuan melalui pengamatan atau mempelajari dari buku referensi tentang jenis-jenis sudut secara benar. Pada siswa lain diminta memberikan tanggapan hasil presntasi tersebut, dan guru memberikan arahan serta bimbingan pada jawaban yang benar.(konfirmasi/ elaborasi)

4. Memberikan umpan balik sebagai penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, maupun suport terhadap keberhasilan siswa yang telah melakukan pengamatan dengan benar dalam mengidentifikasi jenis-jenis sudut. (konfirmasi).

5. Menugasi siswa untuk mengerjakan soal-soal terkait dengan jenis-jenis sudut pada buku paket Matematika kelas VII halaman …. Nomor ….. sebagai latihan untuk mengetahui ketercapaian konsep yang baru saja dipelajari. (Eksplorasi/elaborasi)

6. Dalam mengerjakan tugas guru memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri dalam menyelesaikan masalah terkait jenis-jenis sudut. (elaborasi)

50’

Percaya diri, rasa ingin tahu, kerja keras

Tanggung jawab, kreatif dan inovatif, jujur.

Percaya diri, demokratif, menghargai orang lain.

Cinta ilmu, semangat kebangsaan.

Gemar membaca, cinta ilmu, percaya diri, jujur.

Rasa tanggung jawab, mandiri, jujur

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Pend. Karakter

7. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang dalam menguasai atau memahami tentang berbagai jenis-jenis sudut atau kurang berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan tugas baik individu maupun kelompok. (elaborasi/konfirmasi) Tanggung jawab, kerja keras, cinta ilmu

Penutup

1. Guru bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman simpulan dari materi yang baru saja dipelajari yaitu tentang jenis-jenis sudut

2. Memberikan tugas latihan soal-soal untuk PR .

3. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya agar siswa lebih siap menerima materi ajar.

15’

Kreatif, inovatif, cinta ilmu.

Percaya diri, tanggung jawab

E. Alat dan Sumber Belajar

Buku matematika siswa SMP Kelas VII (pengarang/ penerbit ……. ), penggaris, busur derajat, model-model segitiga dan benda-benda dilingkungan sekolah yang relefan.

F. Penilaian

Indikator Penilaian

Kompetensi Dasar Indikator Penilaian Teknik Bentuk Instrumen No. Soal
5.1. Menentukan hubungan antara dua garis, serta besar dan jenis sudut. 1. Menyatakan kedudukan dua buah garis yang sejajar, berpotongan dan bersilangan dalam masalah kehidupan sehari-hari

2. Menggunakan busur derajad untuk mengukur besar sudut lancip, siku-siku dan tumpul.

3. Menyebutkan jenis-jenis sudut berdasarkan besarnya

Tes Tulis

Tes Unjuk Kerja

Tes Tulis

Tes Isian

Tes Identifikasi

Tes Tertulis

1

2

3

Soal Uraian :

……………………; ……………………..

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Matematika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar