Senin, 14 Februari 2011

Case Study

“ SAYA INGIN MATEMATIKA MENJADI PELAJARAN YANG SANGAT MENYENANGKAN “

Oleh: Wasiatun Nikmah, S.Pd

(Guru Matematika SMP Negeri 1 Warungasem)

Saya seorang guru SMP mata pelajaran Matematika. Profesi ini pertama kali saya jalani pada tahun 1985, yaitu semenjak mendapat SK mengajar di SMP Negeri 1 Warungasem Batang sampai sekarang, ini berarti saya sudah mengajar selama 24 tahun.

Untuk menyampaikan materi pelajaran yang sesuai dengan silabus, mungkin tidaklah sulit, tetapi untuk membuat anak didik saya paham dan senang pada pelajaran yang saya sampaikan, inilah yang sebenarnya menjadi pemikiran saya. Setiap kali mengajar dalam hati saya selalu bertanya “ bagaimana ya, agar anak-anak didik saya paham? dan bagaimana ya, agar anak-anak dalam melakukan pembelajaran bisa menyenangkan, bahkan bagaimana caranya membuat pelajaran matematika menjadi pelajaran yang benar-benar disenangi dan dinanti-nanti “, itu selalu terjadi setiap saya akan melaksanakan proses pembelajaran.

Pada tahun 2009 ini, saya mendapat panggilan untuk mengikuti sertifikasi, namun saya termasuk guru yang tidak langsung lulus sertifikasi, sehingga saya diharuskan untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) selama delapan hari dari tanggal 20 Agustus 2009 sampai dengan tanggal 28 Agustus 2009 di Balai Pelatihan Srondol Semarang. Pada saat itu saya menyadari ternyata begitu banyak model pembelajaran inovatif yang belum saya ketahui. Dalam hati saya berkata, seandainya model pembelajaran itu diterapkan pada anak-anak didik saya, mungkinkah anak-anak didik saya akan menjadi mudah memahami apa yang saya sampaikan? bahkan bisa jadi pelajaran matematika menjadi pelajaran yang sangat dinanti-nantikan.

Sabtu, 29 Agustus 2009, yaitu hari pertama setelah pulang dari PLPG, jam pertama dan kedua, saya mengajar di kelas 9F, sesuai dengan isi silabus semester 1, saya megajar volum bangun ruang sisi lengkung pada soal cerita dengan standar kompetensi, saya menyiapkan RPP pada saat itu yang kami buat di PLPG.

Pertama saya masuk dan berdiri di depan kelas, salah satu anak memimpin do’a, seperti biasa selesai do’a anak-anak mengucapkan “ Selamat pagi bu…” saya jawab selamat pagi kemudian saya mengucap salam dan anak-anakpun menjawabnya. Karena delapan hari anak-anak saya tinggal untuk PLPG, spontan sebagian anak ada yang menanyakan oleh-olehnya mana bu, dengan tersenyum saya menjawab sabar semuanya nanti dapat oleh-oleh dari ibu, oleh-oleh yang saya berikan tentunya adalah ilmu. Macam-macam model pembelajaran saya sebutkan.

Anak-anak hari ini kalian akan saya perkenalakan dengan salah satu dari model pembelajaran. Anak-anak akan belajar menentukan volum air yang naik jika sebuah bola dimasukkan ke dalam tabung berisi air, dengan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Devisions). Selanjutnya saya mulai mengelompokkan anak-anak 4 – 5 orang, kemudian saya jelaskan tujuan berkelompok. Dengan metode demonstrasi saya menjelaskan materi tersebut. Peraga yang saya gunakan adalah gelas berisi air, gelas saya anggap tabung, kemudian ke dalamnya saya masukkan buah apel, yang saya anggapa sebagai bola, ada dua anak saya suruh maju ke depan untuk memperagakan (sebagai keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran). Saya bagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sudah saya persiapkan kepada masing-masing kelompok, saya melihat anak-anak antusias mengerjakan LKS. Setelah anak melihat, bahwa air yang di dalam tabung itu naik setelah dimasukkan bola. Anak-anak mulai mengerjakan dan menulis ke dalam LKS, saya bertanya pada anak-anak, siapa yang masih ingat hukum Archimides pada pelajaran IPA? ada salah satu anak yang menjawab, volum air yang naik sama dengan volum benda yang dimasukkan ke dalam air, bagus, ternyata masih ada yang ingat, dengan dasar itulah anak-anak dapat menghitung ketinggian air yang naik.

Setelah anak-anak selesai mengerjakan LKS secara berkelompok, saya meminta salah satu kelompok untuk memaparkan di depan kelas hasil kerjanya. Sedangkan kelompok yang lain menanggapi, di sini terlihat bahwa anak-anak begitu senang dengan pembelajaran yang sedang berlangsung.

Setelah pembelajaran akan berakhir anak-anak saya bimbing untuk membuat refleksi / jurnal belajar.

Dari refleksi / jurnal belajar tersebut saya dapat mengetahui seberapa banyak materi yang dapat diserap peserta didik?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar